Oleh Suryono Zakka
Dua ideologi yang kerap menimbulkan perpecahan adalah ideologi Wahabi dan khilafah. Jika Wahabi berwujud gerakan dakwah pemurnian yang menyebut diri mereka sebagai salafi sedangkan khilafah HTI berwujud ormas. Walau sudah dibubarkan sehingga menjadi ormas terlarang namun propaganda HTI tak pernah surut.
Dua ideologi ini, terus berupaya menjebol NKRI walau dengan strategi yang berbeda. Jika target Wahabi adalah menyerang amaliyah Aswaja dengan tuduhan syirik dan bid'ah sedangkan target Khilafah-HTI adalah ideologi bangsa yakni mengganti dasar negara dengan ideologi bersyariah.
NU dan Muhammadiyah sebagai gerbong NKRI, menjadi target utama Wahabi dan Khilafah. Target menghancurkan idelogi Aswaja dan ideologi Pancasila tentu tidak dengan cara menyerang secara frontal sebagaimana kaum kolonial namun dengan cara penetrasi ideologi. Wahabisme dan Khilafahisme masuk melalui propaganda media. Menyebarkan doktrin Wahabi dan Khilafah dengan bumbu ayat dan cuilan-cuilan hadits.
Penetrasi ideologi Wahabi dan Khilafah nyaris berhasil menjebol gawang NU dan Muhammadiyah. Jika tidak diwaspadai maka bukan tidak mungkin, NKRI akan runtuh manakala NU dan Muhammadiyah sudah jebol. Mengganasnya Wahabi dan Khilafah di media, sebagai bukti bahwa doktrin yang mereka tanam melalui cekok ideologi sudah terlihat hasilnya.
Kaum khilafah rata-rata adalah mantan warga NU. Mereka mengaku melakukan amaliyah NU seperti tahlilan dan sebagainya. Mantan HTI yang sudah bertaubat juga kembali menjadi warga NU. Bahkan tokoh-tokoh khilafah muncul dari kalangan pesantren. Sebaliknya, ideologi Wahabisme muncul dari kalangan Muhammadiyah. Karena kemiripan misi pemurnian, Wahabi sering bersembunyi dibalik kebesaran Muhammadiyah. Muhammadiyah kerap menjadi korban taqiyah (kamuflase) Wahabi.
Selain propaganda, kaum Wahabi dan Khilafah lihai menebar fitnah. Jika kaum Khilafah memfitnah NU bahwa NU tertarik dengan ideologi khilafah dan memiliki misi penegakan khilafah sebagaimana HTI, sedangkan fitnah Wahabi kepada NU, bahwa NU sudah menyimpang dari ajaran NU mbah Hasyim Asy'ari. Mereka menuduh NU sebagai Syiah, Kafir dan biang kemusyrikan. Padahal NU sejak dahulu sudah dimusuhi Wahabi, dimusuhi pada masa kepemimpinan mbah Hasyim, mbah Wahab Hasbullah dan tokoh pendiri NU. Kaum Wahabi dan Khilafah memusuhi NU untuk melampiaskan birahi doktrin takfirinya. Kalau Wahabi teriak bid'ah, sedangkan kaum khilafah teriak thaghut.
Sudah menjadi suratan takdir bagi NU dan Muhammadiyah sebagai penjaga NKRI dimusuhi ormas-ormas gurem radikal. Jika saat ini NU di-bully habis-habisan oleh gerombolan Wahabi dan Khilafah, itu hanya pengulangan masa lalu. Selama NU dan Muhammadiyah teguh menjaga NKRI, maka risikonya akan selalu dimusuhi.
Agar NU dan Muhammadiyah kuat, selamat dari fitnah dan propaganda kaum Wahabi dan Khilafah maka perlunya warga NU dan Muhammadiyah memperdalam pengetahuan dan mengkaji ulang tokoh mereka sehingga tidak terkena fitnah Wahabi dan kaum Khilafah. Warga NU harus memperdalam ke-NU-an dan warga Muhammadiyah wajib memperdalam ilmu kemuhammadiyahan sehingga tidak tertipu fitnah kaum Wahabi dan Khilafah. Warga NU dan Muhammadiyah harus paham mengapa mbah Hasyim Asy'ari mendirikan NU dan mbah Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Warga NU harus paham tentang akidah Aswaja sehingga tidak terkontaminasi virus khilafah dan warga Muhammadiyah harus paham tentang prinsip Muhammadiyah sehingga tidak terdoktrin ideologi takfiri Wahabi.
Dengan memahami ormas NU dan Muhammadiyah secara kaffah, maka kita akan paham mengapa NU dan Muhammadiyah didirikan. Mengetahui dengan penuh kemantapan mengapa NU dan Muhammadiyah setia pada NKRI. Jika ada yang mengaku NU atau Muhammadiyah tapi suka mengkafirkan sebagaimana Wahabi dan tertarik dengan ideologi khilafah maka jelas mereka bukan NU dan Muhammadiyah. Kecuali NU gadungan atau Wahabi yang menyamar menjadi Muhammadiyah.
Salam damai untuk waega NU dan Muhammadiyah diseluruh dunia. Jangan pernah menjadi NU dan Muhammadiyah yang rasa Wahabi atau rasa khilafah! Jangan lelah mencintai NKRI. Istiqamahlah menjaga Pancasila!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar