Oleh Suryono Zakka
Wahabi adalah sekte sesat yang gemar mencela. Siapapun diluar kelompok mereka akan dicap sesat, kafir dan ahli neraka. Wahabi tidak segan-segan melaknat bahkan mengolok-olok amalan umat Islam lainnya. Mereka menganggap hanya kelompoknya yang layak masuk surga. Hal ini terjadi karena kebodohan mereka dalam memahami Islam. Wajar saja jika Wahabi adalah sekte penebar teror dimanapun berada.
Berikut beberapa celaaan yang dilontarkan oleh Wahabi diantaranya:
1. Wahabi pencela bid'ah hasanah
Menurut Wahabi, semua bid'ah sesat dan pelakunya auto kafir masuk neraka. Hal ini bertentangan dengan pendapat ulama Aswaja/Sunni yang membagi bid'ah menjadi dua yakni bid'ah hasanah (bid'ah yang tidak sesat) dsn bid'ah sayyi'ah (bid'ah yang sesat).
Imam Syafi’i berkata :
الْمُحْدَثَاتُ مِنَ اْلأُمُوْرِ ضَرْبَانِ :
أَحَدُهُمَا : مَا أُحْدِثَ ِممَّا يُخَالـِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ أَثرًا أَوْ إِجْمَاعًا، فهَذِهِ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلـَةُ،
وَالثَّانِيَةُ : مَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ خِلاَفَ فِيْهِ لِوَاحِدٍ مِنْ هذا ، وَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ
Perkara-perkara baru itu terbagi menjadi dua macam : Pertama: Perkara baru yang menyalahi al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ atau menyalahi Atsar, perkara baru semacam ini adalah bid’ah yang sesat (Bid’ah Dhalalah). Kedua: Perkara baru yang baru yang baik dan tidak menyalahi satu pun dari al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’, maka perkara baru seperti ini tidak tercela (Bid’ah Hasanah. (Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dengan sanad yang Shahih dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i –Jilid 1- Halaman 469).
2. Wahabi pencela dzuriyat nabi/ahlul bait
Wahabi sangat benci dengan habaib dan dzuriyat nabi. Mereka menuduh kafir dan haram memuliakan habaib seperti mencium tangan habaib atau menyebut namanya. Wahabi menyamakan kedudukan habaib dengan manusia biasa. Siapa yang memuliakan habaib dianggap mengkultuskan atau menyembah habaib.
Karena kegemarannya mencela habaib, Wahabi masyhur dengan julukan sebagai Nashibi/ Nawashib yang maksudnya adalah sekte yang akan celaka diakhirat nanti karena kegemarannya mencela keluarga nabi dan keturunannya.
Wahabi sangat benci dengan dzuriyat nabi seperti sayyudina Ali, Fatimah, Hasan dan Husein. Siapa yang menyanjung dan memuliakannya akan dituduh sebagai pengikut Syiah. Kaum Aswaja-NU yang selama ini memuliakan dzuriyat nabi kerap menjadi sasaran tuduhan Wahabi sebagai Syiah. Sebuah kebodohan sekte Wahabi yang tidak dapat membedakan antara Sunni dan Syiah.
Kebencian Wahabi terhadap dzuriyat nabi ini bertolak belakang dengan dalil yang memerintahkan untuk memuliakan keturunan rasulullah.
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجٰهِلِيَّةِ الْأُولٰى ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَءَاتِينَ الزَّكٰوةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ ٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
[QS. Al-Ahzab: Ayat 33]
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad (1634-1720 M) dalam kitabnya berjudul Al-Fushul al-‘Ilmiyyah wal Ushul al-Hikamiyyah, (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 89 ) menyatakan:
لأهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم شرف، ولرسول الله صلى اللهعليه وسلم بهم مزيد عناية وقد أكثر على أمته من الوصيّة بهم والحث على حبّهم ومودتهم. وبذالك أمرالله تعالى في كتابه في قوله تعالى: "قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى" .(الشورى، ٢٣) ـ
“Ahlul Bait memiliki kemuliaan tersendiri, dan Rasulullah telah menunjukkan perhatiannya yang besar kepada mereka. Beliau berulang-ulang berwasiat dan mengimbau agar umatnya mencintai dan menyayangi mereka. Dengan itu pula Allah subhanahu wata'ala telah memerintahkan di dalam Al-Qur’an dengan firman-Nya: “Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS 42:23).
3. Wahabi pencela tasawuf dan sufisme
Wahabi adalah sekte yang kejam dan sangat ekstrim dalam memahami agama. Sekte penebar terorisme yang muncul dari tubuh umat Islam berasal dari sekte Wahabi. Hal ini karena Wahabi tidak paham tentang tasawuf sehingga dalam beragama hanya mengandalkan aspek lahiriyah dan mengabaikan aspek batiniyah. Antara ibadah dengan perilaku berbanding terbalik. Rajin ibadah tapi juga semakin rajin mengkafirkan umat Islam lainnya. Tidak punya sopan santun, kasar perangainya mewarisi pemahaman khawarij yang muncul pada periode awal Islam.
Wahabi hanya memahami agama sebatas jidat hitam, celana cingkrang atau jubah besar. Siapa yang tak menampilkan simbol-simbol fisik tersebut maka dianggap belum hijrah dan Islamnya belum kaffah.
Tentang munculnya fitnah sekte Wahabi sebagai sekte tanduk setan dari Nejd, rasulullah telah mengingatkan:
يخرج قوم من قبل المشرق يقرءون القرآن لا يجاوز تراقيهم كلما قطع قرن نشأ قرن حتى يخرج فى بقيتهم
الدجال
Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran dan semua nasehat al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus QORNnya (tanduknya / kurunnya / masanya) maka muncullah qorn yang lainnya (mereka akan selalu ada di setiap kurun / qorn) hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal. (HR. Imam Ahmad)
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami. Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah berkata: “Ya Allah berilah keberkatan pada negeri Syam kami, berilah keberkatan pada negeri Yaman kami.” Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Disana terdapat kegoncangan dan fitnah, serta disanalah terbitnya tanduk Syaitan. ” (HR. Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar